Selasa, 02 Juli 2013

Pantai Rowo, Mirit, Kebumen

Pantai Rowo merupakan salah satu pantai yang terdapat di kabupaten Kebumen bagian timur. Lokasinya di desa Lembupurwo kecamatan Mirit sekitar 10 km dari kota Prembun atau 1,5 km ke selatan dari jalur alternatif Jogja-Jakarta. Hampir berbatasan langsung dengan kabupaten Purworejo. Jalan untuk ke sana sudah diaspal sehingga cukup mudah untuk dilalui dengan kendaraan.
Pantai Rowo masih cukup perawan dan tidak perlu membayar retribusi untuk masuk ke sana. Pokoknya bebas. Pemandangan di sana cukup bagus. Kita akan melewati daerah perkebunan yang ditanami melinjo, jagung, cabe, kelapa, jambu mete, dan juga semangka. Setelah itu medan mulai berganti dengan gunungan pasir sekitar 50 meter. Cukup panas juga ketika matahari bersinar terik, untuk itu jika ke sana siang hari saya sarankan untuk membawa payung.

Medan gunungan pasir selesai, kita akan turun melewati segara anakan sebelum akhirnya sampai di tepi pantai. Segara anakan ini seperti danau kecil yang terbentuk ketika air pasang. Di sana banyak ikan-ikan kecil, kepiting dan aneka kerang. Karena dangkal, banyak yang sering mandi di situ ketika selesai berenang di laut dan ada beberapa kapal wisata yang dapat mengantarkan kita berkeliling danau. Di sini tidak perlu takut kepanasan karena di sepanjang segara anakan telah dijadikan area konservasi cemara udang oleh KKN UGM Yogyakarta sejak tahun 2007/2008 lalu. Selain itu kini juga mulai ditanami tanaman bakau. Bisa dibayangkan bukan.

Menginjak pantainya, kita akan disambut pasir hitam bersih yang cukup luas dan dengan garis pantai yang panjang dari ujung timur hingga ujung barat. Lautnya bersih, berwarna biru dan berombak besar. Jika kita berjalan terus ke timur nantinya kita akan bertemu dengan muara sungai Gentan. Biasanya jika di hari libur, seperti hri minggu atau hari raya, pantai ini selalu ramai dan ada beberapa pedagang yang akan berjualan di tepi pantai di gubuk-gubuk kecil. Tempe mendoannya tak perlu diragukan lagi rasanya, apalagi jika masih hangat. Ada juga rempeyek undur-undur (binatang sejenis crustacea, rasanya agak mirip udang) yang khas.




Di pantai Rowo, kita dapat menikmati sunrise dan juga sunset yang tak kalah dengan tempat lain jika cuacanya bagus. Kita bisa bermain bola, layang-layang, membangun istana pasir atau juga teriak-teriak untuk menghilangkan kekesalan di dalam hati. Orangnya juga ramah-ramah, walaupun mereka agak susah untuk berbicara dalam bahasa Indonesia. Mereka menggunakan bahasa jawa dengan logat khas daerah mereka yang sering disisipkan kata “yuu”. Teman-teman saya banyak juga yang berasal dari sana, karena unik mereka dicap “wong kidul”.

Rute jika naik kendaraan umum : naik Kopada berwarna kuning dari depan pasar Kulon Prembun. Cukup membayar +/- Rp.5000,- Turun hingga di poolnya, pas di perempatan dekat balai desa Lembupurwo baru dilanjutkan jalan kaki. Jika tidak mau jalan kaki, banyak ojek yang tersedia di situ.

Ketika datang jangan lupa untuk membeli emping mlinjo untuk oleh-oleh karena daerah ini merupakan penghasil emping mlinjo yang cukup bagus dan rasanya enak. Selain itu juga penghasil gula merah yang berkualitas.

Saran sebelum datang ke tempat ini:

- Usahakan datang ketika pagi atau sore hari.
- Jika ingin datang pada siang hari, jangan lupa bawa payung atau topi.
- Bawa air minum sendiri jika tidak berencana membeli minum di sana.
- Bawa tikar jika hendak duduk-duduk di sana.
- Usahakan memakai sandal jepit.

Warning :

- Berombak besar ketika mulai tengah hari hingga malam. Jangan membiarkan anak kecil bermain tanpa pengawasan takutnya nanti terseret ombak.

- Berangin kencang.

Selamat Berekreasi! di @Tlogodepok, Mirit, Kebumen.
KALEMNYA PANTAI ROWO 
Desa: Lembupurwo Kec: Mirit Kab: Kebumen Pantai Rowo merupakan salah satu pantai yang terdapat di kabupaten Kebumen bagian timur. Lokasinya di desa Lembupurwo kecamatan Mirit sekitar 10 km dari kota Prembun atau 1,5 km ke selatan dari jalur alternatif Jogja-Jakarta. Hampir berbatasan langsung dengan kabupaten Purworejo. Jalan untuk ke sana sudah diaspal sehingga cukup mudah untuk dilalui dengan kendaraan. Pantai Rowo masih cukup perawan dan tidak perlu membayar retribusi untuk masuk ke sana. Pokoknya bebas. Pemandangan di sana cukup bagus. Kita akan melewati daerah perkebunan yang ditanami melinjo, jagung, cabe, kelapa, jambu mete, dan juga semangka. Setelah itu medan mulai berganti dengan gunungan pasir sekitar 50 meter. Cukup panas juga ketika matahari bersinar terik, untuk itu jika ke sana siang hari saya sarankan untuk membawa payung. Medan gunungan pasir selesai, kita akan turun melewati segara anakan sebelum akhirnya sampai di tepi pantai. Segara anakan ini seperti danau kecil yang terbentuk ketika air pasang. Di sana banyak ikan-ikan kecil, kepiting dan aneka kerang. Karena dangkal, banyak yang sering mandi di situ ketika selesai berenang di laut dan ada beberapa kapal wisata yang dapat mengantarkan kita berkeliling danau. Di sini tidak perlu takut kepanasan karena di sepanjang segara anakan telah dijadikan area konservasi cemara udang oleh KKN UGM Yogyakarta sejak tahun 2007/2008 lalu. Selain itu kini juga mulai ditanami tanaman bakau. Bisa dibayangkan bukan. Menginjak pantainya, kita akan disambut pasir hitam bersih yang cukup luas dan dengan garis pantai yang panjang dari ujung timur hingga ujung barat. Lautnya bersih, berwarna biru dan berombak besar. Jika kita berjalan terus ke timur nantinya kita akan bertemu dengan muara sungai Gentan. Biasanya jika di hari libur, seperti hri minggu atau hari raya, pantai ini selalu ramai dan ada beberapa pedagang yang akan berjualan di tepi pantai di gubuk-gubuk kecil. Tempe mendoannya tak perlu diragukan lagi rasanya, apalagi jika masih hangat. Ada juga rempeyek undur-undur (binatang sejenis crustacea, rasanya agak mirip udang) yang khas. Di pantai Rowo, kita dapat menikmati sunrise dan juga sunset yang tak kalah dengan tempat lain jika cuacanya bagus. Kita bisa bermain bola, layang-layang, membangun istana pasir atau juga teriak-teriak untuk menghilangkan kekesalan di dalam hati. Orangnya juga ramah-ramah, walaupun mereka agak susah untuk berbicara dalam bahasa Indonesia. Mereka menggunakan bahasa jawa dengan logat khas daerah mereka yang sering disisipkan kata “yuu”. Teman-teman saya banyak juga yang berasal dari sana, karena unik mereka dicap “wong kidul”. Rute jika naik kendaraan umum : naik Kopada berwarna kuning dari depan pasar Kulon Prembun. Cukup membayar +/- Rp.5000,- Turun hingga di poolnya, pas di perempatan dekat balai desa Lembupurwo baru dilanjutkan jalan kaki. Jika tidak mau jalan kaki, banyak ojek yang tersedia di situ. Ketika datang jangan lupa untuk membeli emping mlinjo untuk oleh-oleh karena daerah ini merupakan penghasil emping mlinjo yang cukup bagus dan rasanya enak. Selain itu juga penghasil gula merah yang berkualitas. Saran sebelum datang ke tempat ini: - Usahakan datang ketika pagi atau sore hari. - Jika ingin datang pada siang hari, jangan lupa bawa payung atau topi. - Bawa air minum sendiri jika tidak berencana membeli minum di sana. - Bawa tikar jika hendak duduk-duduk di sana. - Usahakan memakai sandal jepit. Warning : - Berombak besar ketika mulai tengah hari hingga malam. Jangan membiarkan anak kecil bermain tanpa pengawasan takutnya nanti terseret ombak. - Berangin kencang. Selamat Berekreasi!
— di lembupurwo, mirit, kebumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar